Manuver Tarif Trump Dinilai Hanya Taktik Negosiasi, Indonesia Diminta Bergerak Cermat

Ketua Kelompok Fraksi PDIP di Komisi XI DPR RI, Harris Turino, menilai kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump lebih sebagai taktik negosiasi daripada kebijakan permanen. Menurut Harris, langkah tersebut bertujuan menekan mitra dagang AS agar mau merundingkan tarif yang lebih seimbang, bukan untuk diberlakukan secara jangka panjang yang justru bisa merugikan rakyat AS sendiri. Harris mendorong pemerintah Indonesia agar menyampaikan informasi secara terbuka kepada publik guna menghindari kepanikan di sektor keuangan dan pasar modal.

Ia juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap perusahaan domestik yang terdampak langsung oleh kebijakan tarif tinggi tersebut. Menurutnya, pemerintah bisa menggunakan instrumen fiskal untuk mencegah kebangkrutan dan pemutusan hubungan kerja massal. Selain itu, Harris mengingatkan bahwa tarif 64 persen terhadap produk AS merupakan batas maksimal, bukan tarif untuk semua produk.

Pemerintah dinilainya perlu segera membuat pemetaan data yang lebih akurat agar dalam perundingan bilateral dengan AS, Indonesia tidak hanya mengandalkan asumsi. Ia juga menyarankan pembentukan tim negosiator andal, termasuk melibatkan asosiasi perusahaan yang kredibel. Untuk jangka panjang, diversifikasi pasar dianggap sangat penting, terutama dengan mendorong ITPC agar aktif menjajaki pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Eropa Timur. Harris mengimbau agar para pejabat tidak mengeluarkan pernyataan blunder yang justru memperkeruh situasi demi pencitraan pribadi.